Feeds:
Posts
Comments

Toothache Remedies

Garlic and Health

Tomato and Health

Banana and Health

20 Benefits of Walking

Rabu, 12 September 2012 | 14:11

Mulai tahun 2013 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui Majelis Tenaga Kerja Provinsi memberikan surat tanda registrasi (STR) kepada lulusan program pendidikan S1 kesehatan masyarakat.

Demikian dikatakan dr. Adang Bachtiar MPH ScD Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) pada Studium Generale yang diselenggarakan  Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang  (Unnes) Selasa (11/9) di  gedung F lantai 1 ruang serba guna.

“Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat, diperlukan lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) yang berkualitas. Untuk itu diperlukan sistem sertifikasi dan standar pelayanan profesi kesehatan masyarakat. SKM sendiri sesuai amanah UU Kesehatan no. 36 tahun 2009 adalah sumberdaya kesehatan strategis untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bidang promotif dan preventif,” kata  dr. Adang Bachtiar.

Kondisi saat ini, lanjut Adang Bachtiar, belum terpenuhinya kualitas tenaga kesehatan sehingga tenaga kesehatan menjadi tanggungjawab Kementerian Kesehatan termasuk tenaga kesehatan asing yang masuk ke wilayah NKRI.

dr. Adang juga mengemukakan isyu strategis adalah kualitas pendidikan kesehatan belum terpadu dengan kualitas pelayanan kesehatan dan belum jelasnya jenjang karir tenaga kesehatan masyarakat (tahapan pendidikan, penempatan, dan pengembangan karir profesi), katanya.

Pelaksanaan registrasi ini bertujuan sebagai pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan, tenaga kesehatan masyarakat dalam pekerjaan dan tugas profesianya, untuk pengaturan, pendayagunaan, pembinaan, pengawasan, pengambilan kebijakan untuk penetapan, dan peningkatan karir.

Irwan Budiono Mkes ketua panitia melaporkan kegiatan ini mengusung tema “Peran Lembaga Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat dalam Menyiapkan Sarjana yang Profesional dan Teregistrasi” diikuti 125 peserta dari mahasiswa, dosen, dan tamu undangan dari Universitas lain dengan moderator Dr dr Oktia Woro KH Mkes.

Source:

http://unnes.ac.id/berita/2013-sarjana-kesehatan-masyarakat-dapat-str/

Rabu, 27 Juni 2012 | 11:08

Gagal kuliah di Fakultas Kedokteran? Nggak usah menyesal.

Masih ada kok pilihan studi buat kamu yang ingin eksis di dunia kesehatan. Bagaimana kalau mencoba kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)? Inilah pabrik pencetak para, ahli, pakar, dan analis kesehatan non-medis. Alumni bisa bekerja di instansi-instansi kesehatan baik swasta maupun pemerintah.

 Dekan FKM Universitas Diponegoro,Tinuk Istiarti mengatakan dari tahun ke tahun, demand ahli kesehatan non medis, naik drastis. Ini sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat untuk hidup sehat dan layak. Apalagi, fenomena alam akhir-akhir ini membuat kesehatan masyarakat sering bermasalah. So, peran tenaga kesehatan non-medis pun menjadi makin penting.

 “Efek global warming saja sudah menimbulkan banyak dampak negatif bagi kesehatan. Peran para ahli kesehatan non-medis inilah yang bisa memberikan solusi dari efek negatif itu,” papar Tinuk.

Menurut Bambang Wispriyono, dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, terjadi tren kenaikkan demand tenaga ahli alumni FKM. Hal ini diikuti juga dengan tingginya peminat studi di FKM. Terlebih setelah penutupan program DIII FKM. Di FKM UI, misalnya, sejak 2004, daya tampungnya melonjak dari 60 orang (2003) menjadi 200 orang.

 Di UI, yang FKM-nya tertua di Indonesia, menawarkan program studi S1, S2 sampai S3. Studi peminatannya pun sangat banyak, mulai dari peminatan Ilmu Kesehatan Masyarakat (SKMS) hingga Peminatan gizi (S.Giz).

 “Masing-masing ada sub-bidang studinya. Ada biostatistik, epidemiologi sampai farmako ekonomi dan masih banyak lagi. Peminatan ini terus meningkat seiring perkembangan zaman,” terang Bambang.

 Bagi yang ingin melanjutkan studi S2 atau S3, bisa mengambil kelas internasional. Misalnya UI yang bekerjasama dengan Griffith University, Australia. FKMUI membuka kelas internasional dua gelar dalam 4 semester, yakni Course Work dan Field Work.

 Bahasa pengantarnya tentu saja bahasa Inggris. Semester satu dan dua, mahasiswa belajar di UI. Sedangkan semester tiga dan empat, belajar di Griffith University, Australia. Lulusan program ini bergelar MKM dari UI dan Master of Health Management dari GU. Gelar ini diberikan setelah mahasiswa menulis tesis berbasis data field work yang dilakukan di Indonesia pada akhir semester kedua.

 Untuk tahap awal, tersedia dua kekhususan, yaitu Manajemen Kesehatan Daerah (Regional Health Management) dan Environmental Health Epidemiology and Risk Management. Prospek karier alumni FKM pun terbilang cemerlang. Tak melulu bekerja di instansi kesehatan saja. Tapi, bisa juga kerja di perusahaan swasta.

Source:

http://campuslifemagz.beritasatu.com

Tidak banyak orang yang benar-benar tahu, pihak-pihak mana saja yang sebenarnya memiliki andil besar dalam menciptakan suatu masyarakat yang sehat. Rasanya pun jadi tidak aneh apabila sebuah Quesioner disebarkan, akan sedikit sekali yang mengenal apa sebenarnya arti/peran kesehatan masyarakat itu. “Yang pasti, tenaga Kesehatan masyarakat itu, tenaga orang-orang yang suka nyuluh-nyuluh, lah!”

Fenomena “Kesehatan Masyarakat” ini memang tidak akan aneh ditemukan di Indonesia. Bahkan, ketika salah seorang teman saya sedang berbincang-bincang dengan temannya yang seorang calon teknokrat (baca: saya mengatakan calon karena pada saat itu mereka masih berstatus mahasiswa baru), dengan mudahnya meluncur pertanyaan, “Emangnya, kalau masuk FKM (Fakultas Kesehatan masyarakat ), lulus nanti jadi apa, sih?”

Saya mengatakan sekali lagi, sungguh, fenomena ini memang sebuah fenomena yang tidak asing ditemukan di Indonesia. Tidak masalah jika memang kenyataannya, toh, sosialisasi Kesehatan Masyarakat di Indonesia memang masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, saya akan berusaha memberi tahu sedikit informasi bermanfaat mengenai Kesehatan Masyarakat.

Continue Reading »

Oleh : Prof. Dr.Ridwan Amiruddin, S.KM. M.Kes., MSc.PH.


Pendahuluan
Pembahasan tentang profesionalisme akhir-akhir ini mencuat kepermukaan terkait dengan tuntutan kebutuhan layanan kesehatan yang semakin tinggi dan semakin sensitive. Dalam sector kesehatan baik bidang layanan langsung berupa pelayanan curative di rumah sakit, puskesmas atau praktik medic lainnya. Hal yang tak kalah urgensinya adalah profesionalisme pekerja kesehatan pada bidang public health yang berfokus pada aspek primordial prevention, health promotion, sampai pada specific protection. Bagi praktisi public health profesionalisme tentu diarahkan pada kemampuan mengisi ruang pada kebutuhan public yang masih sangat minim perhatian.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan professional?
Dalam kepmen No.036/U/1993 tentang gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi, pada bab I, pasal 1;2 sebutan professional adalah sebutan yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan professional, (5). Pendidikan professional adalah pendidikan yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Selanjutnya yang berhak menggunakan sebutan professional adalah lulusan pendidikan professional dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas. Gelar akademik untuk program studi kesehatan masyarakat adalah Sarjana Kesehatan Masyarakat yang disingkat S.K.M. Untuk gelar akademik magister disingkat M.Kes. (dibelakang nama), sedangkan untuk gelar akademik doctor disingkat Dr. didepan nama yang bersangkutan. (Dikti, 1993)

Continue Reading »